Latar Belakang
Yang Maha Kuasa telah mengaruniai kepada kita semuanya ini sebagai makluk hidup yang lebih mulia daripada jenis makluk hidup yang lainnya seperti halnya binatang dan tumbuh-tumbuhan yang bernama manusia. Karunia yang berlebih itu, ditunjukkan bahwa manusia dilengkapi dengan kemampuan berpikir, kemampuan hati, perasaan dan kejiwaan. Sehingga manusia dengan memiliki kelebihan potensi yang dimilikinya itu dapat memiliki angan-angan, idealisme, cita-cita, keinginan yang berkembang dan juga berusaha untuk mencapai keinginan, tujuan, cita-citanya. Untuk mencapai cita-citanya itu, manusia menggunakan segala potensi yang dikaruniakan oleh Yang Maha Kuasa dengan semangat dan kekuatan. Semangat atau motivasi yang tinggilah yang dapat melahirkan kekuatan. Seperti halnya bila ingin mencapai puncak gunung, maka perlu diawali dengan semangat, semangat melahirkan kekuatan, kekuatan maksimal yang sesuai yang dapat mewujudkan cita-cita. Jadi, semangat dan kekuatan maksimal untuk mencapai cita-cita,yang secara ilmiah bisa dinamakan ENERGI AKTIVASI. Phenomena Energi Aktivasi, berada dalam peristiwa kimia.
Maka dari itu, phenomena kimia yang berpotensi sebagai Pendidikan karakter agar dapat mencapai keberhasilan cita-citanya adalah Phenomena : ENERGI AKTIVASI.
Edisi 3 : PHENOMENA 3
KEBERHASILAN UNTUK MENCAPAI CITA-CITA DAPAT DITELADANI OLEH PHENOMENA ENERGI AKTIVASI
Phenomena Kimia
Dengan belajar kimia diharapkan kita dapat memahami tentang proses reaksi kimia. Suatu reaksi kimia adalah proses perubahan dari zat mula-mula sebelum bereaksi (zat-zat awal) menjadi zat- zat sesudah bereaksi / zat hasil / zat produk (zat-zat akhir), dengan simbul reaksi sebagai berikut:
A + B → C + D
Zat A dan B = zat – zat mula-mula sebelum bereaksi / zat pereaksi (zat- zat awal)
Zat C dan D = zat – zat akhir sesudah bereaksi / zat produk (zat akhir)
Menurut teori tumbukan, suatu reaksi dapat berhasil menjadi zat hasil/zat produk, jika terjadi tumbukan yang berhasil menjadi zat-zat baru karena adanya tumbukan dengan energi yang cukup antar partikel-partikel zat – zat yang bereaksi. Ternyata, tidaklah setiap tumbukan akan selalu dapat menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukan antar partikel yang memiliki energi yang cukup serta arah tumbukan yang tepat yang dapat menghasilkan reaksi menjadi zat baru. Jadi, laju reaksi untuk membentuk reaksi berhasil menjadi zat baru, akan bergantung pada tiga hal berikut : 1).frekuensi tumbukan; 2).energi partikel pereaksi; 3).arah tumbukan. Jika ketiga hal tersebut dapat menghasilkan sejumlah energi minimal yang harus dimiliki oleh partikel-partikel yang bereaksi untuk menghasilkan tumbukan yang efektif, maka energi tersebut dinamakan : energi pengaktifan (Ea = Energi aktivasi).
Untuk memahami arti dan peran dari energi pengaktifan, marilah kita perhatikan, kita amati, kita pahami tentang benda – benda yang ada di sekitar kita yang dapat terbakar, misalnya kertas. Mengapa kertas bisa terbakar ? mengapa kertas tidak terbakar ? Pembakaran adalah suatu reaksi kimia antara bahan bakar dengan oksigen (yang ada di udara / atmosfer). Walaupun kertas bersinggungan/bertumbukan dengan oksigen pada suhu kamar/suhu biasa, yang kita perhatikan, ternyata kertas tidak dapat terbakar. Mengapa? Karena tumbukan belum memenuhi energi yang dibutuhkan, maka tumbukan masing-masing kembali ke keadaan semula, karena energinya kurang memenuhi untuk bereaksi antara kertas dengan oksigen di udara. Tetapi jika kemudian disulut dengan api atau dipanaskan, maka energi pada molekul kertas dan oksigen akan meningkat, sampai pada tingkatan energi tertentu /mencapai tingkatan energi aktivasi (Ea) yang diperlukan, sehingga tumbukan menjadi efektif, maka kertas menjadi terbakar.
Jadi besarnya energi minimum yang harus dimiliki pereaksi (kertas dan oksigen yang ada di udara) sehingga reaksi dapat berlangsung, itulah yang disebut: energi pengaktifan / energi aktifasi (Ea).
Energi pengaktifan dapat ditafsirkan sebagai energi penghalang (barrier) antara pereaksi untuk bereaksi yang menghasilkan produk (hasil reaksi). Untuk mengatasi penghalang dibutuhkan energi aktivasi tertentu; maka pereaksi perlu dorongan energi aktivasi sebagai energi yang memenuhi syarat agar dapat melewati / mengatasi penghalang (gambar A).
Hakekat energi pengaktifan, juga dapat dianalogikan sebagai energi yang diperlukan untuk memindahkan sebuah benda misalnya batu, yang akan dipindah dari salah satu sisi suatu bukit menuju ke sisi lain (gambar B). Batu yang ada di lereng bukit di sisi A perlu didorong dengan menggunakan tambahan tenaga/energi agar dapat melewati bukit (P) agar dapat bergulir menuju ke lereng bukit di sisi B. Walaupun misalnya didorong sudah mencapai posisi tinggi (Q), tetapi belum mencapai puncak (P), jika tidak didorong terus sampai puncak, maka akan kembali lagi bergulir turun lagi ketempat asal mula (sisi bukit lereng A).
Phenomena kimia tentang energi aktivasi kiranya dapat menjadi simbul teladan yang dapat memotivasi untuk menambah semangat agar bisa memiliki kekuatan dalam mewujudkan cita-cita, tentunya dapat menjadi petunjuk perlambang sebagai Pendidikan Karakter yang positif yang berguna untuk kemajuan, perkembangan bagi setiap personal, keluarga, masyarakat, bangsa, maupun dunia.
Pendidikan Karakter
Prestasi apapun yang telah dapat dicapai oleh setiap individu/personal, keluarga, masyarakat, bangsa, maupun dunia, tentunya tidak lepas dari berbagai usaha / upaya yang dilakukan.
Makin tinggi usaha/upaya/energi yang dilakukan, akan semakin tinggi pula prestasi yang dapat dicapai. Ada suatu contoh nyata, yang terjadi pada tahun 2015, yang pernah dilakukan oleh seorang mahasiswi lulus S1-UNNES yang lulus dengan predikat cumloude. Dia adalah salah seorang anak dari seorang bapak yang berprofesi sebagai tukang becak, tetapi berkat usaha, ketekunan dan semangatnya yang maksimal (dengan energi aktivasi) yang tinggi, dalam semangat belajar yang sungguh-sungguh beserta memiliki mental / karakter yang kuat, terbukti saat wisuda dia mau dihantarkan oleh bapaknya hanya dengan naik becak yang dikayuh / diontel oleh bapaknya sendiri dengan melalui jalan yang naik turun, yang saat wisuda dia juga yang mewakili para wisudawan seluruhnya untuk menyampaikan sambutan pamitan dan ucapan terima kasih kepada Almamater. Akibatnya menjadi sumber berita yang viral di berbagai mass media pada saat itu, sampai-sampai berita itu ditanggapi dan direspon oleh Presiden Republik Indonesia pada saat itu dengan memberi beasiswa studi lanjud untuk belajar di luar negeri di Negara Inggris. Dengan menggunakan energi aktivasi yang maksimal, puji syukur, pada saat ini beliau sudah berhasil lulus S3 sebagai Doktor. Hubungannya dengan phenomena kimia, dia sudah berhasil membentuk hasil reaksi dengan menggunakan energi aktivasi yang tinggi.
Kesimpulan
Jadi semakin jelaslah bahwa dari salah satu contoh nyata tersebut diatas, menjadi bukti nyata bahwa Fenomena Kimia tentang ‘’ENERGI AKTIVASI’’ yang mengandung pengertian tentang perlunya semangat untuk memperoleh segala kekuatan maksimal agar dapat mencapai tujuan, kiranya menjadi hipotesis yang bisa diterima.
Sekarang dapat disimpulkan bahwa: Phenomena Kimia tentang ‘’ENERGI AKTIVASI’’ dapat membentuk Pendidikan karakter yang positif telah terbukti .Semoga, makna yang terkandung dalam artikel ini bisa bermanfaat bagi personal siapapun, keluarga siapapun, masyarakat manapun, bangsa dan syukur bagi dunia untuk bisa maju, berkembang untuk mencapai kesejahteraan. Aamiin.