Warning: call_user_func_array() expects parameter 1 to be a valid callback, function 'slake_boastfully_midwife' not found or invalid function name in /home/u8186724/public_html/wp-includes/class-wp-hook.php on line 324
PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PHENOMENA KIMIA EDISI: 1 - STIFERA
Search

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PHENOMENA KIMIA EDISI: 1

EDISI: 1

Latar Belakang                                                                 

Untuk menciptakan keberadapan manusia sebagai individu, masyarakat, bangsa  dan dunia pada masa-masa sekarang dan yang akan datang agar menjadi tetap aman, damai dan sejahtera, masalah karakter bagi generasi sekarang dan generasi penerus perlu mendapat perhatian yang mendalam melalui Pendidikan Karakter. Pendidikan karakter butuh bimbingan, pengarahan dan keteladanan. Adanya berbagai informasi fakta yang terjadi, menjadi sangat memprihatinkan dan perlu perhatian lebih dengan masih adanya tindakan kekerasan dalam berbagai bentuk akibat pertengkaran yang terjadi di masyarakat  sehingga dapat menimbulkan rentetan berbagai perbuatan negatif, seperti adanya: saling hujat, saling fitnah, dan kemudian merambat ke bentuk kebiadaban lainnya yang mengerikan, yang berakibat pembunuhan karakter sebagai tanda hilangnya karakter yang baik dan unggul. 

Efek apa yang terjadi apabila tidak adanya uluran upaya untuk memperbaiki dan membina generasi sekarang dan generasi penerus yang berkarakter baik. Selama ini Pendidikan Karakter telah dilakukan melalui Pendidikan keagamaan atau mungkin melalui pelajaran ilmu sosial. Kemudian timbul pertanyaan ? Apakah pembelajaran Sains juga dapat dimanfaatkan sebagai Pendidikan karakter ? Setelah melakukan kajian yang mendalam tentang ilmu Kimia dalam mempelajari sifat dari berbagai zat kimia ternyata banyak sifat karakternyalah yang menjadi Fenomena Kimia dalam materi pembelajaran kimia dalam pemanfaatannya yang dikembangkan dalam bidang sains dan teknologi. Jadi Fenomena Kimia memang menunjukkan suatu karakter. Potensi karakter yang menarik yang bersifat mendidik inilah yang dapat dimanfaatkan  untuk diaplikasikan dalam Pendidikan karakter sebagai SOFTSKILL CHEMISTRY.

Terdapat banyak contoh fenomena kimia yang dapat dikembangkan sebagai media untuk Pendidikan karakter melalui fenomena kimia (sebagai kimia softskill ) akan dipaparkan dalam berbagai edisi berturut-turut sebagai berikut:

Edisi 1 : FENOMENA 1

KERUKUNAN, KEDAMAIAN, KEAKRABAN, KEBERSAMAAN, PERSATUAN DAPAT DICAPAI MELALUI PEMBELAJARAN KIMIA MATERI FENOMENA EMULGATOR / STABILISATOR

Fenomena Kimia:

Bagaimana jadinya kalau kita mencampurkan minyak goreng dengan air ? Bisakah bercampur ? Ya !! Walaupun sudah kita gojog terus menerus dengan sekuat tenaga, minyak goreng dan air ini tidak akan mau bercampur untuk saling melarutkan dan masih selalu ada bidang batasnya antara minyak goreng dan air.

Secara kimia, minyak goreng adalah zat kimia yang tergolong jenis senyawa organik, yang tidak mengandung ion-ion yang bermuatan listrik positif dan negatif, berarti termasuk senyawa yang berkarakter non polar. Sedangkan air tergolong jenis zat anorganik, terdiri dari ion negatif (OH-) dan ion positif ( H3O+), sehingga termasuk senyawa yang berkarakter polar. Dengan karakter yang berbeda, maka kedua zat itu disimpulkan tidak dapat bercampur atau tidak dapat saling melarutkan. Maka dalam ilmu kimia ada hukum kelarutan tentang kelarutan:  “sejenis melarutkan sejenis”.  Berarti yang tidak sejenis tidak dapat saling bercampur / melarutkan.

Walaupun kedua zat itu tidak mau saling bercampur/melarutkan, tetapi dengan keberadaan zat lain yang sangat bijaksana sebagai perukun, maka kedua zat itu dapat saling bercampur/melarutkan. Zat yang bersifat perukun itu dalam kimia disebut : emulgator atau stabilisator, yang dalam kemasyarakatan bisa kita namakan zat pengikat atau pendamai  atau perukun. Zat kimia yang tergolong sebagai zat emulgator / stabilisator / pengikat / pendamai / perukun  adalah: air sabun, gliserol mono stearat (GMS) yang terbuat dari gliserol dan asam stearat. Jika GMS sulit dicari, bisa menggunakan carboxy metil cellulose (CMC).

Pada struktur molekul senyawa kimia dalam sabun, gliserol monostearat (GMS) dan CMC, dalam molekul senyawa masing-masing mempunyai dua ujung, yang salah satu ujungnya  bersifat polar yang dapat mengikat air yang juga bersifat polar, karena sama-sama bersifat senyawa polar maka dapat saling melarutkan sebagai  pelarut sejenis. Sedangkan ujung yang lainnya  bersifat non polar yang dapat mengikat minyak yang juga bersifat non polar, karena sama-sama  bersifat non polar maka dapat saling melarutkan sebagai pelarut sejenis. Karena emulgator / stabilisator mempunyai dua sifat, maka minyak dan air dapat terikat bersama-sama oleh  air sabun, GMS dan CMC sebagai pengikat, perukun, pendamai.

Berkat adanya fenomena kimia tentang emulgator/stabilisator dalam pembelajaran kimia, maka sangat berpotensi dapat dikembangkan untuk dijadikan sebagai wahana pendidikan karakter agar kerukunan, kedamaian, keakraban dan persatuan dapat tercapai. Maka pendidikan karakter ini bisa dilakukan pada saat pembelajaran kimia.

Pendidikan Karakter:

Dari berbagai informasi, banyak fakta dan kasus yang telah terjadi  tentang adanya fenomena yang ada di masyarakat, yang berwujud:  pertengkaran, pertentangan, permusuhan yang terjadi baik antara kelompok, antar keluarga, antar personil, antar individu dalam keluarga (sesama anak, anak dengan orang tua, adik dengan kakak, dan yang lainnya), antar teman, antar orang yang tidak saling mengenal, bahkan antar bangsa yang menimbulkan peperangan yang sangat tragis dan menyengsarakan /merugikan banyak orang /masyarakat; yang semua ini sebenarnya tidak dikehendaki oleh semua pihak, karena hal yang seperti ini tentu akan menghasilkan efek-efek yang negatif. Banyak pula kejadian yang seperti ini bisa terjadi berulang- ulang  atau terus berlanjut dan tidak bisa / sulit untuk berdamai / rukun.  Padahal manusia mendapat anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa diciptakan sebagai makluk yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makluk yang lain di dunia. Karunia kesempurnaannya meliputi  karunia hati / perasaan, jiwa dan pikiran disamping juga karunia raga / phisik  dan mental. Oleh karena manusia memiliki kesempurnaan yang lengkap, mestinya bila dijumpai ada individu atau kelompok di masyarakat terjadi adanya pertengkaran, pertentangan, permusuhan yang berakibat penderitaan, maka pihak lain akan muncul di benak hati dan perasaannya  rasa kasihan yang membangkitkan hati, perasaan untuk berusaha mendamaikan.

Fenomena Kimia sebagai Solusi.

Upaya untuk mewujudkan perdamaian dapat diwujudkan, dan dapat diupayakan dan bisa terjadi dengan mengambil solusi dari fenomena alam dalam hal ini merupakan fenomena kimia. Fenomena kimia yang terjadi antara minyak dan air yang tidak bernyawa, tidak berhati, tidak berjiwa, tidak berperasaan dan secara natural alami tidak bisa rukun (tidak bisa bercampur ) saja ternyata bisa diupayakan untuk menjadi rukun (bercampur) / bisa dirukunkan, apalagi manusia yang punya hati, perasaan, jiwa, akal, pikiran, tentu seharusnya lebih bisa rukun. Untuk mendamaikan / merukunkan maka perlu adanya pihak ketiga yang berperan sebagai pendamai / juru damai ( yang dalam kimia disebut sebagai emulgator, stabilisator) yang memiliki panggilan hati untuk berperan dan memiliki kompetensi serta niat untuk mendamaikan, yang memiliki kemampuan pendekatan kepada masing-masing pihak  yang bertentangan untuk didamaikan, jadi perlu adanya juru damai yang mempunyai sifat dan kompetensi/kemampuan  seperti air sabun, GMS, CMC yang dapat berperan sebagai emulgator / stabilisator yang dapat merukunkan minyak dan air. Yang secara naturan alami minyak dan air tidak bisa rukun / campur saja berkat adanya peran juru damai sama – sama zat kimia (emulgator / stabilisator) yang tepat bisa akhirnya bisa menjadi rukun, apalagi manusia yang dianugerahi dengan kesempurnaan tentunya harus ada yang mau, minat yang sungguh-sungguh dan bisa menjadi perukun (juru damai) yang merukunkan dan yang bertengkar mau dan bisa dirukunkan.

Kejadian bersejarah yang telah terjadi di dunia, menjadi  referensi yang dapat dipakai untuk  pembuktikan bahwa berkat adanya pihak ketigalah sebagai juru damai, segala pertikaian dapat diselesaikan untuk menuju perdamaian. Contoh: Oleh peran Konferensi meja bundar antara Indonesia dan Belanda dengan pihak ketiga, maka Kemerdekaan dapat dicapai.  Persetujuan Camp David oleh pihak ketiga antara Mesir dan Israel, begitu pula contoh contoh yang lainnya.

Maka dengan menyimak, mempelajari dan memahami Artikel: Pendidikan Karakter melalui Fenomena Kimia, semoga masalah- masalah lainnya yang belum terselesaikan, akan dapat terselesaikan dengan baik oleh munculnya emulgator / stabilisator yang berperan sebagai juru damai, agar kehidupan di masyarakat serta di dunia dapat terbentuk situasi yang aman, tentram dan damai. Aamiin !!!

Kesimpulan

Jadi semakin jelas, bahwa Fenomena Kimia tentang Emulgator/Stabilisator untuk mencampurkan minyak dengan air dapat digunakan sebagai media untuk pendekatan pembelajaran Pendidikan Karakter bagi siswa, mahasiswa, masyarakat, keluarga, bangsa / negara.

Pada akhirnya, pembelajaran kimia menjadi lebih bermakna karena bisa mencapai sasaran tujuan kompetensi  yang lebih luas, disamping dapat mengena sasaran / kompetensi penguasaan materi kimia juga dapat mencapai sasaran / kompetensi pendidikan karakter bagi audien, baik sebagai siswa, mahasiswa, maupun masyarakat.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Tumblr
WhatsApp
Email
Scroll to Top